Hadits Tentang Kedudukan Ibu Dalam Islam
Hadits Tentang Kedudukan Ibu
Dalam Islam
Baiklah agan-agan semua, cobak
simak sedikit dari saya yaitu tentang kedudukan ibu dalam islam. Kenapa di
kelender yang ada memperingato hari ibu. Kenapa enggak hari ayah saja, kan ayah
kita yang mencari rezeki buat kita. Tapi kenpa harus ibu yang di peringati.
Atau kenapa enggak memperingati hari orang tua saja ? Memperingati hari ibu
bertujuan bukan hanya sekedar mengucap atau memasang status ucapan selamat hati
ibu di BBM atau dijeraring media sosial. Peringatan hari ibu harus dimaknai
dengan sungguh-sungguh, yang dapat mengingatkan kita betapa mulianya kedudukan
seorang Ibu dalam kehidupan umat manusia, bukan berarti kita lantas mengabaikan
peran seorang Bapak. Kemulian seorang ibu pernah menjadi suatu legenda di
Indonesia yang di ceritakan dalam kisah malim kundang, kisah legenda dari
daerah Sumatera Barat. Di zaman Rasulullah saw juga banyak dikisahkan mengenai
kemulian seorang Ibu dalam Islam. Terlepas dari kisah-kisah Ibu dalam Islam
tersebut, sesungguhnya Allah SWT melalui firman-Nya dan dari Rasulullah SAW
dalam haditsnya, telah memerintahkan kepada kita semua sebagai orang muslim
untuk senantiasa selalu menghormati, memuliakan, mentaati perintahnya yang
tidak bertentang dengan perintah dan larangan-Nya, menyayanginya sampai akhir
hayatnya, dan selalu mendoakannya ketika sudah wafat. Sebagaimana hadits yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw bersabda, “Seorang datang
kepada Rasulullah saw dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus
berbakti pertama kali? Rasulullah saw menjawab, ‘Ibumu!’ dan orang tersebut
kembali bertanya, ‘kemudian siapa lagi?, Rasulullah saw menjawab, ‘Ibumu!,’
orang tersebut bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi?, Beliau menjawab,
‘Ibumu.” Orang tersebut bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi,’ Rasulullah saw
menjawab, ‘kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Seperti hadist di bawah ini :
أَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الْأُمَّهَاتِ
Artinya : ” Surga itu di bawah telapak kaki ibu ”. (HR. Ahmad)
0 komentar:
Post a Comment