Tersedia Semua Hadist Islam Di Sini

Hadist Qudsi Yang Menjelaskan Tentang Puasa


Hadist Qudsi Yang Menjelaskan Tentang Puasa

Rasulullah SAW bersabda :

Allah berfirman : “ seluruh amalan anak adam untuk dirinya sendiri kecuali puasa. Puasa itu untukku, dan aku sendiri yang akan memberikan balasannya. Puasa itu perisai. Apabila seseorang diantara kamu berpuasa, janganlah dia memaki-maki, mengeluarkan kata-kata keji dan janganlah dia membuat kegaduhan. Jika dia dicaci oleh seseorang, atau dibunuh (hendak dibunuh), hendaklah dia katakan : ‘saya berpuasa’. ” (HR. Al-Bukhary dan Muslim)



Pengertian Hadist Qudsi Dan Contohnya



Pengertian Hadist Qudsi Dan Contohnya

Secara bahasa Qudsi berasal dari qudus yang artinya suci. Yakni sebuah penyandaran yang bertujuan untuk mengangungkan dan memuliakan Allah SWT. Adapun yang di maksud dengan Hadist Qudsi ialah sesuatu yang di kabarkan oleh Allah SWT kepada Nabi-Nya ( Rasulullah) dengan melalui ilham dan mimpi, yang kemudian Nabi menyampaikan makna dari ilham atau mimpi tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri. Dibawah ini adalah beberapa pendapat ulama yang memberikan pengertian hadits qudsi, yaitu :
·         Ath-Thiby
Menurut Ath-Thiby, pengertian hadits qudsi ialah titah Tuhan yang disampaikan kepada Nabi di dalam mimpi atau dengan jalan ilham, lalau Nabi menerangkan apa yang dimimpikannya itu dengan susunan perkataan beliau sendiri serta menyandarkannya kepada Allah.
·         Al-Kirmany
Menurut pendapat Al-Kirmany , hadits qudsi itu dinamai juga dengan sebutan hadits ilahy dan hadits rabbany.
Dari pengertian hadits qudsi di atas dapat disimpulkan bahwa hadits qudsi merupakan firman Allah yang dismpaikan oleh Nabi dengan bahasa Nabi sendiri sehingga hadits qudsi tersebut hamper mirip dengan Al-Quran, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang jelas. Menurut Abul Baqa’ al-Ukbary dalam kulliyat-nya, mengenai perbedaan Al-Quran dengan Hadits qudsi, beliau berkata , “Al-Quran ialah wahyu yang lafal dan maknanya dari Allah swt, adapun hadits qudsi ialah wahyu yang mana lafalnya dari Rasulullah saw, sedangkan maknanya dari Allah swt dan diturunkan dengan jalan ilham atau jalan mimpi.”
Contohnya di bawah ini :
Hadist Qudsi Tentang Bersedekah
Allah Tabaraka wata’ala berfirman (didalam hadist qudsi) : hai anak adam infaklah (nafkahkanlah hartamu) niscaya aku akan memberikan nafkah kepadamu. “ (H.R.Muslim)



Hadist Tentang Di Ciptanya Malaikat


Hadist Tentang Di Ciptanya Malaikat

Selamat malam agan-agan pecinta hadist semua. Semoga kita doakan sama-sama agar kita semua di ridhai oleh Allah SWT. Baiklah pada kesempatan kali ini saya akan ngepost tentang hadist tentang di ciptanya malaikat. Malaikat itu adalah makhluk halus yang tidak bisa di lihat dengan panca indra manusia, karena malaikat tesebut makhluk ghaib, dan kita harus percaya akan hal tersebut. Karena kita harus percaya kepada alam ghaib. Sifat-sifat malaikat yang di yakini oleh umat islam adalah sebagai berikut :

  1. -         Selalu bertasbih siang dan malam tanpa henti-henti.
  2. -         Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa         nafsu,lapar,makan,sakit,tidur,bercanda dan lain-lain.
  3. -         Tidak pernah maksiat kepada Allah SWT
  4. -         Mempunyai sifat malu dan mampu mengubah wujudnya.
  5. -         Memiliki kekuatan dan kecepatan cahaya.

Sebagai makhluk ghaib, malaikat tidak pernah bisa di lihat, didengar,diraba,dicium dan dirasakan oleh manusia. Dengan kata lain tidak dapat di jangkau oleh panca indra manusia. Malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa saja yang di perintahkan oleh Allah SWT kepada mereka. Malaikat itu di ciptakan dari cahaya mereka. Karena dalam hadist juga di jelaskan bahwa malaikat itu di ciptakan dari cahaya.

Berikut hadistnya :


 “ malaikat itu di ciptakan dari cahaya, jin di ciptakan dari nyala api, dan adam di ciptakan dari apa yang telah di terangkan kepadamu semua. “ ( H.R Ahmad )

Hadist Tentang Kewajiban Suami Terhadap Istri


Hadist Tentang Kewajiban Suami Terhadap Istri

Halo sahabat sejati semua, pada kesempatan ini saya akan menjelaskan sedikit mauizah hasanah yang berjudul dengan kewajiban suami terhadap istrinya. Oke baiklah, kita semua pasti hidup dengan berpasang-pasanga. Maka dari itu kewajiban satu pasangan (suami) terhadap pasangan yang satu lagi (istri) harus di perhatikan. Karena hal tersebut kewajiban bagi seorang suami, jangan menikah-nikah aja bro. Hahha gitu lah ...
Kita seorang laki-laki harus jadi peminpin yang adil dalam rumah tangga. Karena dalam satu rumah tangga kita laki-laki akan jadi peminpin kecil yang besar pahalanya apabila kita sanggup dalam mengurus urusan kecil tersebut. Karena buruk sama baiknya satu-satu keluarga itu tergantung sama yang meminpinya. Ya begitulah kira-kira. Kewajiban kita terhadap istri ialah menjaganya dari perbuatan dosa, dan menafkahi mareka. Karena yang mencari  nafkah itu kita laki-laki bukan perempuan yang menafkahi kita. Itu terbalik bro J di bawah ini ada hadist yang menjelaskan tentang kewajiban suami terhadap istri.

Berikut hadistnya :

“ Dari Amir bin Rabi’ah, dari ayahnya, ia berkata : ada seorang perempuan dari bani Fazarah menikah dengan mahar sepasang sandal. Mengetahui hal itu, Rasulullah bertanya kepada perempuan tersebut, apakah anda rela menyerahkan diri dan harta anda dengan mahar (hanya) sepasang sandal. Perempuan tersebut lalu mengatakan rela. Ayah Amir berkata : Maka Rasulullah memperbolehkan perempuan itu menerima mahar sepasang sandal. “ ( H.R Tarmidzi )




)

Hadist Tentang Menjaga Hati


 Hadist Tentang Menjaga Hati

Sebenarnya yang menjadi pangkal utama sehingga seseorang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan memperoleh rahmat Allah SWT serta selamat dari azabNya pada Hari Kiamat kelak ada-lah sejauh mana dia dapat menjaga dan memelihara hatinya se-hingga selalu condong dan mempunyai ketergantungan hanya kepada Allah SWT sebagai satu-satunya dzat yang selalu membolak-balikkan hati setiap hambaNya sesuai dengan kehendakNya, dan bukan justru sebaliknya, di mana hatinya selalu condong kepada hawa nafsunya dan tipu daya setan. Karena pada dasarnya Allah SWT tidak akan melihat ketampanan dan kecantikan wajah kita, tidak pula melihat kemulusan dan kemolekan badan-badan kita, namun Allah SWT hanya akan melihat hati-hati kita dan amal perbuatan kita. Manakala hati seseorang bersih, maka akan membawa dampak kepada kebaikan seluruh anggota tubuhnya, begitu sebaliknya jika hati seseorang telah rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuhnya. Juga maksud dari kita di perintahkan untuk menjaga hati, artinya kita diperintahkan tidak untuk berbuat maksiat atau mengotori hati dengan maksiat. Kotornya hati adalah karena maksiat.

Perhatikan hadist di bawah ini :

" Bahwa kondisi hati mengendalikan kita, jelas sekali dalilnya. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah.Apabila segumpal darah tersebut baik, maka baik pula seluruh anggotanya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah hati. "


Hadist Tentang Orang Yang Tasawuf


Hadist Tentang Orang Yang Tasawuf

Selamat pagi agan-agan semua, jumpa lagi dengan saya pada pagi yang cerah ini, semua agan semua saya doakan sehat selalu ya, karena pahala mendoain ke sesama teman pahalanya banyak loh. Baiklah pada kesempatan ini admin ingin membagikan sebuah Hadist Yang Menjelaskan Tentang Tasawuf. Sebelum itu kita harus tau dulu apa pengertian tasawuf tersebut. Tasawuf merupakan kecenderungan mistisme universal yang ada sejak dahulu kala, berasaskan sikap zuhud terhadap keduniaan dan bertujuan membangun hubungan dengan al-mala’al-a’la yang merupakan sumber kebaikan, emanasi, dan ilumunasi. Tasawuf bukan monopoli umat tertentu, kebudayaan tertentu, agama tertentu, maupun aliran filsafat tertentu. Nah dengan begitu kita harus membangunkan sifat tasawuf di diri kita sendiri gunanya adalah untuk dapat mendekatkan diri dengan Allah. Karena pengertian tasawuf secara agama adalah mendekatkan diri dengan Allah. Sepeti yang di jelaskan dalam hadist di bawah ini, sifat tasawuf adalah juga termasuk sifat yang terpuji. Karena dengan tasawuf kita akan jauh dengan maksiat, dengan jauh dari maksiat maka kita akan di sayang oleh Allah SWT. Karena seperti hadist ini “ Beramallah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau mati besok pagi. “  dari hadist itu saja dapat kita artikan bahwa kita berusaha untuk dunia dan akhirat supaya kita bahagia dunia an akhirat pula. Dengan begitu kita dengan Allah SWT akan sangat dekat. Dan akan mudah jalan masuk ke surga. Aminnnnnn ....

Untuk lebih jelas perhatikan Hadist di bawah ini :

jika seirang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta, dan jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka aku mendekat kepadanya sedepan, dan jika datang kepada-Ku berjalan, maka Aku datang kepadannya berlari. “ ( H.R.Bukahri )


Hadist Tentang Bercocok Tanam



Hadist Tentang Bercocok Tanam

Halo agan sista semua yang. Semua baik aja kan. Amin semoga kita doakan sama-sama agar kita selalu di lindungi oleh Allah SWT. Baiklah agan-agan semua pada kesempatan ini saya akan membagikan sebuah hadist yaitu tentang bercocok tanam. Kita hidup di dunia ini pasti butuh penghasilan. Tentu kita harus mencari uang buat kehidupan kita. Oleh karena itu salah satu perbuatan yang harus kita lakukan ialah bercocok tanam. Karena dengan kita bercocok tanam hidup kita akan terbantu baik dalam segi uang maupun makanan. Misalnya seorang petani bercocok tanam. Beliau bisa mengambil 2 manfaat, yaitu menghasilkan uang juga mendapat beras untuk dia makan. Dan ada satu lagi manfaatnya yaitu bisa di ambil hikmah oleh masyarakat di sekitarnya. Juga banyak kita dengar bahwa dengan kita bercocok tanam negeri kita akan indah dengan pepohonan-pohonan. Dan dapat berteduh orang di bawahnya. Pokoknya banyaklah manfaatnya. 

Karena bercocok tanam ada di cantumkan di dalam hadist di bawah ini yang artinya :

“ Tidaklah seorang muslim menanam suatu pohon melainkan apa yang dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya. ” (HR. Imam Muslim Hadits no.1552)